Pacu Kudo: Ciri Khas Wisata Bukittinggi Saat Akhir Tahun

Pacu Kudo: Ciri Khas Wisata Bukittinggi Saat Akhir Tahun

Pacu Kudo: Ciri Khas Wisata Bukittinggi Saat Akhir Tahun. Dalam rangka ulang tahun yang ke-234 tahun, Kota Bukittinggi kembai akan diramaikan dengan acara rakyat yang sangat dikenal masyarakat Sumatera Barat, yaitu pacu kuda.

Balapan akan dibagi ke dalam 2 (dua) hari yakni Sabtu dan Minggu tanggal 29 – 30 Desember 2018. Dengan sistim gratis atau tanpa karcis masuk diharapkan keinginan masyarakat untuk menonton pacu kuda akan meningkat.

Diharapkan panitia agar bekerja lebih maksimal baik dari segi pengamanan dan ketertiban penonton karena saat pertandingan tidak diizinkan penonton memasuki lapangan pacuan begitu juga pedagang. Bagi orang tua yang membawa anak, diharapkan lebih hati-hati dalam segi pengawasan.

Melihat kesuksesan acara di bulan Maret lalu, Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias me­nyam­paikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepa­da Pordasi Sumbar dan Pengcab Pordasi Bukit­tinggi-Agam yang telah sukses melak­sanakan perge­laran Pacu Kuda bergensi di Gelanggang Pacuan Ku­da Bukit Ambacang.

Kegiatan pacu kuda yang baru saja usai dilaksanakan, selain dapat meningkatkan kunju­ngan wisata, baik lokal maupun dari luar daerah, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar arena perlombaan. Melalui event ini menjadi langkah awal bagi pecinta kuda dari ber­bagai Kabupaten dan Kota dalam mengembangkan olahraga pacuan kuda di level-level yang lebih tinggi.

“Pacu Kuda Bukittinggi Terbuka dan Tradisional yang digelar oleh Pengcab Pordasi Bukittinggi-Agam juga diharapkan akan me­la­hirkan joki muda ber­bakat. Kedepannya kita juga berharap agar gelang­gang pacu kuda Bukit Am­bacang dapat dikem­bang­kan menjadi gelanggang pacuan kuda berstandar nasional, sehingga kita bisa menggelar lomba dengan skala yang lebih luas lagi,”ujar Ramlan.