Arief Malinmudo, Sutradara Kebanggaan Kota Bukittinggi

Arief Malinmudo, Sutradara Kebanggaan Kota Bukittinggi

Muhammad Arief, atau yang sekarang dikenal dengan nama Arief Malinmudo, Sutradara Kebanggaan Kota Bukittinggi saat ini sedang menjadi idola banyak generasi muda Minangkabau. Kenapa tidak, sutradara film kelahiran Bukittinggi 27 tahun ini telah mengharumkan nama kota kelahirannya Bukittinggi, Minangkabau bahkan Indonesia ke belahan dunia lain.

Tahun 2017 lalu Arief menghadirkan sebuah film yang mengangkat tema mengenai budaya Minangkabau berjudul Surau dan Silek. Film ini mendapat sambutan yang sangat baik di Indonesia dan bertahan di Bioskop hingga 40 hari. Sebagai film lokal yang bersanding dengan film-film nasional lainnya adalah sebuah prestasi yang diluar dugaan siapapun.

Beberapa bulan sebelum Film Surau dan Silek tayang di bioskop, Arief  dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan predikat cumlaude saat menamatkan studi S2 pada program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (Surakarta) dengan fokus program Penciptaan Film. Terbaaaaaik!!!

Di tahun 2018 ini, kabar gembira kembali terdengar mengenai film terbaru Arief. Film yang rencananya akan tayang di Oktober 2018 ini berjudul Liam dan Laila. Film ini diangkat dari kisah nyata. Laila (Nirina Zubir) , seorang gadis berpendidikan tinggi yang tumbuh dikeluarga yang sangat menjunjung tinggi Islam dan menghormati tatanan hidup adat Minangkabau. Diusia yang sudah 31 tahun, Laila masih sendiri. Keluarga mulai mencemaskan kesendirian Laila.

Pian (Praz Teguh), adalah adik kandung Laila yang sudah di desak oleh kekasihnya yang posesif bernama Ibet untuk segera di nikahi, namun Pian tidak bisa melangkahi kakaknya Laila yang belum menikah. Keadaan berubah, ketika seorang laki-laki dari Prancis bernama Liam (Jonatan Cerrada) datang untuk mempersunting Laila. Liam yang sedang mempelajari Islam ini tidak sengaja bertemu di Facebook dengan Laila sejak 3 tahun lalu.

Namun, keseriusan Liam untuk menikahi Laila akhirnya ditolak setelah pertemuan keluarga besar sekalipun dia menjadi Mualaf. Untunglah ada Jamil (David Chalik) salah satu paman Laila mengajak Pian untuk membantu Liam secara diam-diam. Keadaan menjadi rumit ketika Jamil dan Pian mengetahui batas waktu visa yang dimiliki Liam hanya 30 hari.

Di tambah lagi hubungan yang “hanya” berawal dari media sosial ini menjadi pemicu kecurigaan semua pihak tentang ketulusannya dalam memeluk Islam dan kesungguhannya untuk menikahi Laila. Lalu datanglah Haris (Gilang Dirga) yang baru pulang dari perantauan untuk menyampaikan keseriusan nya untuk melamar Laila lagi. Eeeeeeeiiiiiits, alah tu, beko tau lo sanak baa ending caritonyo hahahaha

Film Liam dan Laila ini dijadwalkan akan tayang di bulan Oktober 2018. Sama seperti Surau dan Silek, film yang berlatar keelokan alam dan budaya di Kota Bukittinggi dan Agam ini seakan membuka lembaran sejarah baru perfilman Indonesia dari Ranah Minang. Sebagai anak bangsa sudah seharusnya generasi-generasi muda Minangkabau menjadi pembaharu dan mengukir sejarahnya masing-masing sesuai dengan zamannya. Arief Malinmudo salah satunya. Ayo anak muda Bukittinggi, jangan takut untuk berkarya!