Bukittinggi (10/7/25) : Terowongan Lembah Anai merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang sangat penting dalam perkembangan transportasi di Sumatera Barat.
Terowongan ini dibangun pada akhir abad ke-19 tepat nya pada 1 Juli 1891 oleh pemerintah kolonial Belanda melalui perusahaan Staatsspoorwegen ter Sumatra’s Westkust (SSS).
Tujuan utama pembangunannya adalah untuk mendukung jalur kereta api yang menghubungkan Padang, Padang Panjang, hingga Sawahlunto.
Pada masa itu, jalur ini sangat vital karena menjadi sarana utama pengangkutan batu bara dari tambang di Sawahlunto menuju pelabuhan Teluk Bayur di Padang agar dapat diekspor ke berbagai negara.
Selain batu bara, jalur ini juga digunakan untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan dari pedalaman Minangkabau ke kota-kota pesisir, serta memudahkan mobilitas penduduk dan administrasi pemerintahan kolonial.
Pembangunan terowongan dan rel di kawasan Lembah Anai bukanlah pekerjaan mudah.
Medan yang berat, berbukit, dan rawan longsor menuntut kerja keras ribuan pekerja, banyak di antaranya adalah buruh kontrak dan tenaga kerja lokal yang harus menghadapi risiko besar serta kondisi alam yang menantang.
Setelah selesai dibangun, terowongan ini menjadi bagian vital dari jalur kereta api yang mempercepat distribusi barang dan penumpang, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera Barat.
Seiring berjalannya waktu, peran terowongan ini mulai memudar. Meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor dan pembangunan jalan raya membuat kereta api perlahan-lahan tersisih, terutama untuk rute-rute pendek dan menengah.
Baca juga : Janjang Koto Gadang : Dulu Ramai, Kini Perlahan Hilang Ditelan Semak
Kawasan Lembah Anai juga dikenal rawan bencana alam seperti longsor dan banjir, yang sering kali merusak infrastruktur dan membuat biaya perawatan menjadi sangat tinggi. Beberapa kecelakaan fatal di masa lalu turut mempercepat penutupan jalur ini.
Kini, Terowongan Lembah Anai lebih sering dikenang sebagai saksi bisu kejayaan masa lalu, menjadi ikon sejarah transportasi yang masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan kembali di masa depan, baik sebagai jalur transportasi modern maupun destinasi wisata heritage yang menarik.
–
Penulis : Naufal Abdul Fattah
Mahasiswa Bahasa Inggris Politeknik Negeri Padang